Tangan Bu Dewi tak lelah menumbuk tumpukan udang rebon kering di dalam kuali batu. Sesekali dia merapikan remahan udang kecil yang terhambur keluar, memasukkannya kembali ke dalam kuali tadi, lalu dengan sabar menumbuknya terus sampai kalis.
Jika sudah kalis, dia mencetaknya ke dalam cetakan berbentuk koin, dan jadilah terasi koin Om Baen.
Namun, untuk memproduksi jenis olahan terasi bubuk Om Baen, prosesnya tidak berhenti sampai disitu saja.
Tumbukan udang tadi harus dijemur lagi, lalu disangrai halus, dan akhirnya dikemas ke dalam kemasan botolan, dan siap untuk disajikan.
Sepintas kita bisa anggap, tiada yang spesial dari aktivitas Bu Dewi, dalam memproduksi produk Terasi dari udang Rebon, yang kita kenal pada umumnya, bukan?
Namun cita-rasa Terasi miliknya seakan tidak pernah membohongi lidah pelanggan setianya, yang sudah terlanjur jatuh cinta, ketika kali pertama merasakannya.
“Pemilihan jenis udang rebon dan juga proses pengeringannya pasti jelas akan menjadi pembeda kekhasan terasi Om Baen khas Bontang ini,” Cerita Bu Dewi singkat kepada eastborneo.my.id, Minggu (15/8).
Smartphone miliknya juga sesekali bergetar di sela-sela aktivitasnya tadi. Dia lantas terpaku menatap layarnya sebentar, dan bergegas menyiapkan pesanan, lewat kanal media sosial.
Bersama hanya satu orang karyawannya, Bu Dewi mulai memasukkan kepingan koin Terasi tadi ke dalam kemasan printing, –masih– di ruang produksinya itu.
Satu kantong kemasan printing yang sudah didesain apik dengan tampilan tulisan “Terasi Om Bean” besar mendominasi.
Tiap kemasan berisi 5 keping koin Terasi. Dan, kemasan Botolan yang jua tampil manis, berisi Terasi bubuk, yang disangrai kering.
Harga kedua jenis Terasi itu, sama-sama dibanderol dengan harga Rp 15 ribu saja.
Di rumah produksi Terasi miliknya, yang berukuran hanya 4×4 meter persegi itu rasanya sudah menjadi saksi kegigihan Bu Dewi, dalam menyanggupi pesanan terasi Om Baen khas Bontang yang dirintisnya sejak 2017.
Dan yang tidak dipungkiri, jika Produk Terasi olahan Bu Dewi Setia Lestari, seorang warga Bontang Kuala ini, memang sudah terlanjur terkenal, bukan?
Terlebih branding “Terasi Koin Om Baen” bak tertancap kuat di benak para pengunjung yang sedang berwisata di Bontang Kuala, untuk membawa pulang Terasi om Baen sebagai oleh-oleh khas Bontang.
Nah, sekelebat kita akan mudah bertanya-tanya, apakah benar loyalitas pelanggan terasi koin Om Bean ini terpantik hanya karena cita rasa khas Terasi om Baen semata?
Atau adakah usaha keras Bu Dewi lainnya, guna berhasil menggantungkan cita-cita UMKM miliknya lebih tinggi lagi dari sekarang?
Jawaban itu pasti bisa menjadikan sebuah inspirasi bagi kita, bukan?
Terlebih kini, para pelanggan setia Bu Dewi yang kini begitu mudahnya menemukan Terasi Om Baen di gerai-gerai modern, di beberapa kota besar di Kalimantan Timur, dan di beberapa kota besar di pulau Jawa, bahkan.
Dari Bontang Kuala, Terasi Om Baen Siap Mendunia
Siapa yang tidak kenal dengan kawasan wisata Bahari Bontang Kuala, yang terletak di kota Bontang?
Kawasan wisata indah yang menyelipkan suasana alam hutan Mangrove, pasti akan luput menjejali pengunjungnya dengan ragam kuliner olahan hasil lautnya.
Ya termasuk produk terasi, yang banyak dikerjakan oleh Pelaku UMKM lainnya di sana.
Terasi yang kita kenal pada umumnya ya memang sangat berguna sebagai penyedap rasa olahan ragam masakan Nusantara, bukan?
Biasanya untuk memanjakan rasa dan aromanya yang khas, Terasi harus dibakar terlebih dahulu, sebelum dimasukkan ke olahan makanan tadi.
Terlebih, bagi penikmat sambal, dengan tambahan bahan Terasi ini pasti mampu menyajikan aroma khas sambal, dan memunculkan rasa gurih dan lezat yang dipantik dari fermentasi udang Rebon yang khas itu.
Nah, Rumah produksi Terasi Om Baen, milik Bu Dewi kebetulan juga berada dalam kawasan wisata Bontang Kuala. Rumahnya tepatnya di jalan Batu Sahasa 3 RT 4 No 5, Bontang Kuala, Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Sembari menikmati indahnya panorama wisata Bontang Kuala pada sore hari menjelang malam, kita bisa juga langsung mampir saja ke gerai Bu Dewi ini.
Papan Neon Box di depan rumahnya, yang bertuliskan UMKM Lestari Wijaya dan terdapat logo YDBA dan PAMA menjadi pertanda, jika kita sudah tepat berada di gerai Terasi Om Bean.
Nah, di sana kita akan mudah mengamati metamorfosis bisnis UMKM Terasi Om Baen yang sedang berkembang itu, lebih dekat lagi!
Dan ternyata, Metamorfosis bisnis UMKM Bu Dewi dalam menjalankan bisnis UMKM Terasi Om Baen semakin efektif, setelah berkolaborasi menjadi mitra UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) sejak 2018 lalu.
Dia mengakui, kolaborasi itulah yang mengajaknya lebih fokus menjalankan bisnis UMKM, dan mudah ikut dalam sirkel pelaku UMKM yang sudah sukses di Kaltim.
Dalam sirkel itu, dia mengakui banyak terjun mengikuti pelatihan-pelatihan berbisnis, agar bisnis Terasi Om Bean lebih berkembang.
Dengan pendampingan dari YDBA, Bu Dewi kini telah mengerti betul dan sangat meyakini, setidaknya terdapat 3 hal dasar, mengapa bisnis UMKM Terasi Om Baen mudah berkembang hingga kini, yang dapat dijadikan inspirasi baru.
1. Kualitas Terasi Om Baen Harus Selalu Terjaga
Jika bertanya apa resep mengolah produk Terasi om Bean yang berkarakter khas itu sih? Bu Dewi pun lantas bergeming.
Dia hanya menunjuk tumpukan udang rebon kering di dalam toples besar itu, yang didapatkan dengan susah payah, dari nelayan lokal setempat.
“Jika terasi yang lain kebanyakan dibontot’i (fermentasi/dibusukkan) baru dijemur, kalau saya udang dari laut langsung dijemur,” jelasya menyakinkan lagi.
Hal itu beralasan, karena perlakuan pengeringan bahan dasar udang Rebon, yang digunakan pada produk terasi terbukti akan berpengaruh pada aroma terasi.
Terlebih, udang Rebon yang dapatkan dari daerah lokal Bontang itu menurutnya terbukti lebih baik dalam menghasilkan kualitas Terasi Om Bean ini.
Meski untuk mendapatkan bahan udang Rebon sangat susah, pada kondisi-kondisi tertentu.
“Selama ini mengambil dari (pulau) Gusung dan daerah Bontang,” Ungkapnya
Dan lagi, jika memaksakan mengambil Udang Rebon dari luar Bontang selain harganya lebih mahal, akan beresiko terhadap kualitas tekstur Terasi Om Baen.
Itulah, sebabnya mengapa stok Terasi di Gerai Bu Dewi, di Bontang Kuala kadang terbatas bagi pelanggan yang langsung mengunjungi Gerainya, demi menjaga kualitas dan juga kestabilan harga jual Terasinya.
Bayangkan, Tren produksi sekitar 30-40 Kg udang Rebon yang didapat, hanya menghasilkan sekitar 350 kantong kemasan Terasi koin, dan 150 botol terasi bubuk saja. Dan itupun tidak mesti berproduksi secara reguler harian.
Namun dengan jumlah produksinya yang masih tradisional itu, Bu Dewi selalu berusaha memenuhi permintaan stok di Gerai modern/Swalayan untuk pelanggan Terasinya, yang kini banyak diminati pelanggan dari luar kota Bontang.
2. Branding Produk Adalah Kunci!
Cerita, penemuan branding ‘Terasi Om Baen” ternyata memerlukan proses lama.
Baru semenjak tahun 2020 dia berani menyematkan nama itu untuk produk Terasi olahannya. Dimana sebelumnya, Bu Dewi hanya mengandalkan nama “Terasi Koin Lestari wijaya” dalam olahan terasi koinnya itu.
Penamaan nama Terasi Om Baen, lebih dipilih atas kesukaan pelanggannya yang kerap memanggil nama panggilan suaminya ya “Om baen”
Dan inspirasi atas pentingnya menggunakan sebuah nama brand bagi produk UMKM juga dia dapatkan dari ragam pelatihan yang digelar YDBA itu jua.
“Makanya nama Om Baen saya tulis besar-besar daripada Terasinya, biar mudah dikenal,” Ujarnya lagi.
Dengan branding “Terasi Om Baen” tentu saja para pengunjung akan mudah memilih Terasi produk UMKM miliknya saja.
Karena di Bontang Kuala sendiri, para pelaku UMKM yang menggeluti olahan Terasi juga terbilang banyak, namun tanpa branding nama apapun menjajanya.
3. Pengemasan dan Pemasaran Produk Terasi Om Baen juga Harus Tampil Apik!
Kemasan produk yang eye-catching akan menjadi senjata yang ampuh dalam mengundang para pelanggan memilih olahan Terasi Om Baen.
Design gambar kemasan printing yang apik, serta berfungsinya kemasan untuk menutup rapat aroma Terasi menjadi sebuah kebutuhan para pelanggan di Gerai-gerai Supermarket.
“Desain kemasan semua dari Jogja, saya tinggal pakai saja,” Ujarnya.
Dengan alat laminating/press plastik sendiri, Bu Dewi bisa melakukan produksi pengemasan secara mandiri kapan saja di rumahnya sesuai orderan.
Pengemasan dengan kemasan yang apik ini menurutnya sangat mendukung sekali dalam upaya pemasaran secara massif di titik-titik penting Gerai perbelanjaan modern.
Terlebih lagi YDBA-lah yang sangat aktif membantu pemasaran Terasi om Baen.
“Produk Terasi dibantu dipamerin di Bandara Balikpapan,” Ujarnya
Dan cerita yang paling menarik adalah, ternyata pelanggan terasi Om Baen juga banyak datang dari warga yang tinggal di luar negeri, bahkan. Dan menggunakan Terasi miliknya dalam memenuhi kebutuhannya selama tinggal di luar negeri.
“Ada juga pelanggan, yang sebelum berangkat ke luar negeri mampir dahulu membeli Terasi kemari, entah digunakan atau dijual kembali di sana,” Kenangnya lagi.
Bagaimana YDBA Berhasil Menjawab Cita Terasi Om Baen Lebih Tinggi lagi?
Perkembangan UMKM di pelosok Indonesia semakin massif saja dari tahun ke tahun? Di tahun 2023 lalu, jumlah UMKM Indonesia tercatat sudah mencapai 64 juta UMKM.
Di kota Bontang sendiri, jumlah UMKM Bontang tercatat di tahun 2022, mencapai 16,800 UMKM.
Nah, perkembangan pelaku UMKM itu tentu menjadi hal yang menggembirakan dalam mendorong lebih kencang roda ekonomi bangsa.
Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), sudah lama menjadi salah-satu pemantik berkembangnya UMKM di seluruh Indonesia, dan tercatat tengah membina 12.006 UMKM. Termasuk UMKM yang ada di kota Bontang ini juga.
YDBA mulai bekerjasa sama dengan Lembaga Pembangunan Bisnis (LPB) PAMA di Kalimantan Timur dalam menjaring mitra UMKM-nya.
Penjaringannya dimulai sejak 2016 di Sangatta, Tahun 2017 di Bontang dan di tahun 2019 di Paser.
Nah, Pendampingan UMKM dirancang membangun UMKM mulai dari jenjang di level Pemula, Madya, Pra Mandiri hingga Mandiri.
Dan fase-fase itu diukur melalui berbagai asesmen yang harus pelaku UMKM penuhi, diantaranya penilaian dari aspek HRD, Produksi, Pemasaran, Keuangan sampai EHS & CSR.
Di Bontang sendiri, YDBA sudah melakukan ragam pelatihan, pendampingan, fasilitas pemasaran dan pembiayaan bagi mitra-mitra UMKM-nya.
Semua aktivitas pendampingan tadi terutama akan disesuaikan dengan permasalahan dasar dan umum yang kerap dihadapi menjalankan bisnis UMKM.
Salah satunya misalnya adalah permasalahan kala mencari data atau sarana, dimana pelaku usaha kerap lupa menempatkannya. Terlebih alat kerja yang dalam kondisi tidak rapi, dan kondisi itu malah bisa menimbulkan kondisi emosi pelaku UMKM dalam beraktivitas.
Oleh sebab itu, salah-satu materi pendampingan/pelatihan yang YDBA terus masifkan adalah pelatihan program 5R kepada mitra UMKM di Bontang ini.
Lantas apa saja materi prinsip 5R itu?
- Ringkas : Memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja.
- Rapi : Menyimpan barang sesuai dengan tempatnya untuk memudahkan pencarian dan pengambilan.
- Resik: Membersihkan tempat kerja, mesin, peralatan, dan barang-barang agar bebas dari debu dan kotoran.
- Rawat : Mempertahankan hasil yang dicapai pada 3R sebelumnya dengan standardisasi.
- Rajin : Menciptakan kebiasaan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai, dengan prinsip “Lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan lakukan apa yang tidak boleh dilakukan”.
Dan diharapkan dengan pengenalan dan aplikasi program 5R mendasar tadi dapat memberikan dorongan dalam meningkatkan kenyamanan bekerja, produktivitas atas efisiensi, hingga berhasil mengurangi resiko saat bekerja.
Saatnya Menerbangkan cita Terasi Om Baen Setinggi Langit!
“Saya ingin menjadi distributor Terasi di Kalimantan Timur“
—Dewi Setia Lestari, Direktur Lestari Wijaya
Tiada yang salah dari cita bu Dewi tadi, bukan? Karena dengan tekad setinggi itulah akan mudah memampukan Terasi Om Bean lebih mampu memanjakan pelanggannya dimanapun mereka berada seperti saat ini.
Hal itu dibuktikan dengan kemudahan Bu Dewi untuk menebar produk Terasi Om Baen di Gerai Modern di beberapa Kota Besar di Indoneisa.
Hal itu beralasan, karena YDBA juga menjalin kerjasama dengan offtaker, seperti gerai modern, pasar swalayan hingga Bandara yang berada di kawasan penting dan ramai memasok produk UMKM, yang memenuhi standar QCD yang offtaker tetapkan.
Nah kini, Bu Dewi makin aktif mengikuti ragam Pelatihan dari Pemerintah juga, seperti pelatihan Konten Kreator serta Desiminasi Perizinan Pengolahan dan pemasaran hasil Perikanan.
Pelatihan ini akan penting bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikasi metodologi yang dapat mengembangkan nilai dan perekonomian wilayahnya.
Hasilnya, selain menyabet status UMKM Mandiri versi YDBA atas produk Terasi Om Baennya.
Kini dia juga sudah terampil melakukan promosi secara digital, terutama melalui media sosial dalam menjaring pasar.
Bu Dewi kini juga berhasil menjadi pendamping sertifikasi Halal dari Kemenag Kaltim, dan menduduki puncak pimpinan organisasi BEK, yakni Bontang Ekonomi Kreatif.
Dan tak kalah penting, kini Bu Dewi juga berhasil menjadi seorang instruktur pelatihan ragam olahan laut kepada peserta didik, mulai dari jenjang siswa hingga Mahasiswa.
Oleh sebab itu, keberhasilan atas tekad Bu Dewi yang sudah di depan mata itu pasti akan #SiapBeraksiUntukNegeri, agar mudah memberIkan inspirasi positif, mengajak bersama-sama untuk menerbangkan cita-cita pelaku UMKM mitra YDBA lainnya lebih tinggi lagi, bukan?