Bagi Travel Blogger pastilah fasih, mengelaborasi tempat wisata yang asik nan menarik apa saja ketika mendarat di tempat wisata tujuannya? Eh namun, bagi mereka, pernahkah mengamati pergerakan arah pesawat ketika berwisata? Terbang langsung lurus saja atau terbang melengkung?
Jika referensinya adalah logika, mungkin kita lekas saja menjawab Pesawat ya harusnya terbang lurus saja. Harapannya bisa lebih cepat jika terbang ke arah rute yang ingin kita tuju?
Namun kenyataannya, Pesawat justru terbang melengkung, dan hampIr tidak pernah mengambil jalur lurus tadi lho!
Ambilah permisalan pada Rute penerbangan Indonesia ke New York. Dimana ternyata pesawat tidak pernah terbang dengan garis lurus langsung dari bandara asal, ke bandara tujuannya tadi, begitupun sebaliknya!
Menurut forbes.com, ada dua hal yang membuat pesawat tidak terbang lurus, dan mengharuskannya terbang melengkung yang kita anggap lebih memakan jarah tempuh yang jauh, daripada terbang lurus. Hemm, apa saja ya itu?
Pertama, Bumi itu ternyata Bulat
Sudah fakta jika Bumi tidaklah datar seperti yang terpampang pada peta kan?
Nah oleh sebab itulah, mematahkan anggapan jika rute terdekat bukanlah garis lurus. Namun rute terdekat adalah garis lengkungnya yang mengikuti bentuk Bumi sendiri.
Kedua, pola aliran jet
Pada laman Simple Flying, Maskapai penerbangan menentukan jalur penerbangan selalu mempertimbangkan arus udara yang disebut aliran jet.
Teorinya adalah, arus udara dataran tinggi ini berada di dekat bagian atas troposfer, yang juga adalah lapisan atmosfer bumi terendah, dan sekaligus tempat terjadinya sebagian besar cuaca.
Nah perbatasan antara Troposfer dan lapisan Stratosfer ini dikenal dengan nama Tropopause yang jaraknya empat hingga dua belas mil di atas permukaan bumi.
- Baca juga : Mendorong Konsep Sustainability Korporasi, Memacu pelayanan kesehatan di daerah pedalaman Nusantara
Di ketinggian inilah terjadi fluktuasi yang ekstreem yang menghasilkan pergeseran cepat suhu dan tekanan udara, dan menghasilkan terowongan angin yang menghasilkan kecepatan lebih dari 200 mil per jam.
Kecepatan ini semakin ekstreem lagi pada bukan-bulan musin dingin ketika perbedaan suhu paling tinggi. Namun tercatat tren kecepatan angin yang sering terjadi, dan diperlukan dalam penerbangang hanya sekitar 80 sampai 140 mil perjam saja.
Bumi mempunyai, empat aliran jet utama, yang terdapat di setiap belahan bumi sebanyak dua aliran. Dan akibat rotasi bumi, sebgian besar mengalir dari barat ke timur.
Dan dua aliran jet yang penting bagi penerbangan adalah aliran jet kutub. Dimana aliran jet itu, terbentuk dari lingkaran Arktik, dan aliran jet subtropis terdapat di dekat ekuator.
Jadi melengkung apa lurus ya?
Nah dengan pola ini, artinya terbang dengan aliran jet tadi dapat memangkas waktu penerbangan. Namun ya terbang ke arus jet justru akan memperpanjang waktu tempuh penerbangan kan?
Kredit Photo pexels.com