Ahh, tak habis-habis rasanya bonus wisata yang bisa dihadirkan bila mengunjungi benua etam, Kalimantan timur.
Setelah menjajal Tahura Suharto, sembari melanjutkan perjalanan dari Balikpapan ke kota Samarinda. Kini saatnya melihat kekayaan fauna yang berada di sungai Mahakam, sebagai bonus wisata lainnya, ketika menapak di kota Samarinda. Dan sungguh ini masih gratisan!
Selain hutan. Beruntung Kaltim, memiliki sungai mahakam yang mengalirkan debit air yang melimpah. Keberadan sungai yang mencapai panjang 920 Km ini mampu menjadi sumber bahan baku air bersih masayarakat, selain sebagai medium transportasi masyarakat.
Sungai mahakam yang berkelok-kelok dan melewati daerah hulunya mulai dari Kabupaten Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Samarinda menjadi tempat hidupnya satwa air mamalia ini. Dialah yang dijuluki Si pesut, satwa penghuni tertua di sungai Mahakam.
Namun, sialnya, keberadaanya di alam bebas tentu saja menjadi menghawatirkan, dalam melanjutkan keberlanjutan hidup mereka di sungai Mahakam. Karena harus bertabrakan dengan segala kepentingan dan aktivitas manusia di Sungai Mahakam.
Namun di sisi yang lain pula, keberadaannya yang lepas liar di sungai Mahakam, memberikan kita hiburan tersendiri, ketika berjumpa mamalia air tawar ini yang berenang di permukaan air sungai Mahakam, lalu masuk kembali ke dalam air.
Nah Penasaran melihat dari dekat keberadaan mamalia air yang satu ini-kan? terus saja membacanya ya!
Tak Kenal Pesut Etam, Maka Tak Sayang!
Pesut mahakam dengan nama latin Orcaella brevirostris sering disebut lumba-lumba air tawar. Pada tahun 2007 pesut mahakam diperkirakan hanya berjumlah 50 ekor saja.
Pesut mahakam ditetapkan sebagai Spesies Prioritas untuk kelompok mamalia di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 57 Tahun 2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008-2018 (Kemenhut, 2008).
Dan kenyataan itu menempatkannya dalam urutan tertinggi satwa Indonesia yang terancam punah. Mereka hanya dapat ditemukan pada tiga lokasi di dunia yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong dan sungai Irawady.
Pesut Mahakam tersebar pada muara-muara sungai di kalimantan. Titik yang sering ditemukan kemunculan kawanan pesut Mahakan yakni di wilayah kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara. Habitatnya sendiri dapat dijumpai di danau Jempang, Danau Semayang Kukar, dan Danau Melintang di Kutai Barat.
Pesut dari segi Morfologinya, mempunya panjang tubuh antara 2.75 meter dengan berat 90-200 Kg. Tubuhnya mirip sekali dengan torpedo. Sirip punggungnya rendah, triangular, dan sedikir berbentuk sabit. Kepalanya berbentuk Melon, tidak bermocong, dan memiliki lipatan leher yang khas dan jelas.
Garis mulut pesut yang naik ke atas membuat mamalia ini terlihat seperti sedang tersenyum. Tubuhnya berwarna abu-abu dan pada bagian bawahnya berwarna pucat. Ekornya memiliki median notch (tonjolan di batang ekor) yang dangkal dengan tepi yang meruncing, sebagai alat pertahanan utama pada tubuh yang berguna untuk memperdaya musuh.
Nah sudah kenal morfologi pesut etam, mari kita menyaksikan atraksinya sekarang, kan!
Yuk Menyusur Sungai Mahakam!
Menyaksikan kawanan pesut ini, kita bisa menggunakan jasa sewa kapal air dari Samarinda terus menuju ke arah hulu sungai Mahakam. Lama perjalanan dari samarinda ke titik dimana kawanan ini sering muncul berkisar 5-6 jam-an. Jika beruntung kurang dari itu pun bisa menemukannya.
Daerah kutai kartanegara, tepatnya di kecamatan Kota Bangun sering menajdi titik bagi kawanan ini untuk menunjukkan atraksinya.
Pesut mahakam termasuk mamalia yang hidup berkelompok antara 3-7 ekor. Setiap satu atau dua menit mereka akan muncul ke permukaan untuk bernapas. Selain itu, aktivitasnya adalah bermain dan makan.
Perilaku makan pesut mahakam adalah dengan menyemprotkan air dari dalam mulutnya, yang berguna untuk melemaskan ikan sebagai mangsanya.
Kita pun lantas bisa saja mendekatkan diri kepada di area kewananan pesut itu, untuk menyaksikan secara dekat, aktivitas yang mereka sedang lakukan. Lalu membuat dokumentasinya, semenarik mungkin. Karena satwa ini-pun sangat bersahabat.
Jika dulu di tahun 80-an. Ketika saya kecil. Kawanan pesut bisa saja kita saksikan di Samarinda. Namun karena aktivitas di hilir sungai Mahakam Samarinda yang kini dipenuhi aktivitas angkutan kapal ponton batubara yang lalu lalang. Menyebabkan kawanan pesut hanya bermain di daerah hulu mahakam yang lebih tenang.
Sampai sekarang, berkurangnya populasi pesut mahakam dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya akibat jaring insang yang dipasang oleh nelayan. Pesut mahakam memiliki kecenderungan untuk memangsa ikan-ikan yang terjerat di jaring insang (Kreb, 2004).
Nelayan sering menggunakan keberadaan pesut mahakam sebagai indikator waktu dan lokasi bagi mereka untuk menangkap ikan, sehingga banyak dari mamalia laut ini ikut terjebak atau terjaring oleh nelayan.
Apabila terjerat dan tidak mampu melepaskan diri lagi maka satwa ini akan mati karena tidak bisa ke permukaan untuk bernafas.
Bersama Peduli Pesut Mahakam
Kunjungan kita barusan tentu akan memberikan semangant keberlanjutan Pesut di Mahakam. Dengan perhatian besar yang diberikan oleh masyrakat luar Kaltim, akan memberikan tekanan bagi masyrakat dan Pemerintah untuk menjaga kelestarian pesut Mahakam, terutama menjaga lingkungan sungai mahakam.
Tak ada yang bisa menggantikan medium Sungai Mahakam sebagai habitat pesut Mahakam. Sehingga keharusan untuk menjaga kebersiahan sungai Mahakam dari pencemaran harus kita kurangi-kan?
Dan karena keunikan pesut mahakam dengan pesut yang tinggal di daerah pesisir. Kini pesut mahakam tengah melakukan proses pengajuan perubahan nama ilmiahnya ke forum ilmuan internasional, menjadi Orcaella Mahakamenensis.
Kita tidak tahu 10-20 tahun mendatang satwa unik ini akan bertahan. Oleh sebab itu tak ada salahnya mengunjungi mereka selagi kalian berada di Kalimantan Timur ya!