Pelindo Bersatu, Pariwisata Maju!

Pelindo bersatu, tekad itu menjadikan energi postif memuluskan Tol laut Indonesia, mengimprovisasi satu lini usaha Parwisata sebagai bisnis utama Pelabuhan-pelabuhan besar Nusantara.

Pelindo bersatu’, tekad itu menjadikan energi positif memuluskan Tol laut Indonesia, mengimprovisasi satu lini usaha Pariwisata sebagai bisnis utama Pelabuhan-pelabuhan besar Nusantara.


Berwisata sudah menjadi tuntutan di kehidupan modern ya? Keindahan laut, menjadi tren melampiaskan hasrat wisata. Berada di atas kapal pesiar, wisatawan mampu membiarkan dirinya berlama-lama, memandang, meresapi keindahan lautan semesta

Kapal pesiar, kapal yang khusus dirancang berwisata, di dalamnya tersedia banyak fasilitas modern lengkap, bak hotel berbintang saja.

Ilustrasi kapal pesiar
cruisetrip.id
Ilustrasi kapal pesiar
cruisetrip.id
Ilustrasi kapal pesiar
cruisetrip.id

Kapal pesiar memiliki rute pelayaran dengan waktu berlayar mingguan hingga bulanan, untuk kembali ke pelabuhan asal keberangkatannya. Paket harga wisatanya lumayan, berkisar Rp4.2 juta-Rp52 juta.

Pulau Manimbora, Derawan I @hvtrip

Kepulauan Derawan I @hvtrip
Kepulauan Derawan
Kepulauan Derawan I @hvtrip

Nah, Pelabuhan menjadi kata kunci, mewujudkan mimpi pengalaman berwisata baru itu kan? Terlebih Indonesia memiliki bentang lautan, yang sangat indah disesapi. Tunjuklah salah satunya, Pulau Derawan di Kaltim!

Namun apakah Pelabuhan yang tersebar di wilayah Indonesia layak menjadi sandaran kapal pesiar, dan memanja para wisatawannya nyaman, bak sebuah Bandara Internasional?

Lantas, mampukah Pelabuhan Indonesia (Pelindo), sebagai operator pelabuhan-pelabuhan besar Indonesia, membuka keran bisnis Pariwisata, menjadikannya bisnis barunya di masa depan?

Pelindo Bersatu: Menambal lubang tol laut, menyiapkan karpet merah investasi  

Keberadaan Pelabuhan sudah menjadi essensi perekat konektivitas sebuah negara Maritim.

Menjabarkan fungsi-fungsi itu, Pelindo dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan berat, untuk lebih detail memanjakan fungsi sosial dan ekonomi sebuah Pelabuhan.

Fungsi sosialnya berupa fasilitas publik, sebagai tempat berlangsungnya interaksi masyarakat beserta aktivitas perekonomian sekaligus interaksinya.

Lantas fungsi ekonominya, Pelabuhan menjadi penggerak roda ekonomi,  untuk menebar fasilitas yang memudahkan distribusi hasil –hasil produksi.

Nah, jika dijabarkan lebih detail lagi, Pelabuhan besar seharusnya bisa menjaja tujuh pelayanannya


  • Pelayanan kapal, tempat berlabuh, jasa pandu, tunda berlabuh dan tambatan.
  • Handling, aktivitasnya bongkar muat peti kemas, curah cair, curah kering, general cargo layanan Roro
  • Embarkasi dan Debarkasi penumpang.
  • Jasa penumpukan, area menempatkan general cargo, peti kemas, tangki-tangki
  • Bunkering, mengisi perbekalan air kapal dan BBM
  • Reception, penerimaan alat industri
  • Persewaan alat dan lahan industri

Sampai di sini, kita akan mengerti, jika Pelabuhan sudah menjelma sebagai pusat kegiatan ekonomi vital kan? Artinya, Pelabuhan punya peran strategis:

  • Sebagai mata rantai proses transportasi dari tempat asal barang/orang ke tempat tujuan
  • Sebagai titik moda transportasi lainnya, seperti darat dan udara
  • Sebagai pintu gerbang suatu daerah atau negara.
  • Dan dari definisi itu, akan menggiring kita pada efektifitas dan efisiensi penerapan konsep Tol Laut untuk segera dikerjakan Pelindo.

    Muaranya, akses tol laut akan segera mampu memberikan keadilan pembangunan, berupa ketersediaan harga barang, jasa moda transportasi yang merata, layak dan terjangkau oleh masyarakat luas.

    Tol Laut untuk apa? Sekali lagi ini mobilitas manusia, mobilitas barang. Harga transportasi yang lebih murah, biaya logistik yang lebih murah, dan akhirnya kita harapkan harga-harga akan turun.” Dikutip dari pidato Presiden Jokowi pada 5 April 2016

    Pelindo bersatu, menggerakkan roda ekonomi lebih lincah

    Namun dalam praktikya, jalan Tol laut masih terasa ‘berlubang’ ya? Dimana pelabuhan-pelabuhan besar yang dioperasikan Pelindo belum efektif & efesien menjawabnya.

    Indonesia memiliki empat perusahaan pelabuhan pengelola pelabuhan di setiap area.

    Mereka adalah Pelindo I mengoperasikan 16 pelabuhan, Pelindo II mengoperasikan 12 pelabuhan, Pelindo  III mengoperasikan 43 pelabuhan, dan Pelindo IV, mengoperasikan 24 pelabuhan

    Dan juga terdapat 2.000-an pelabuhan yang dikelola Kementrian Perhubungan, serta terdapat pula pelabuhan terminal swasta yang mendukung kegiatan logistik perusahaan mereka sendiri.

    Nah dapat dibayangkan dengan desentralisasi pelayanan Pelabuhan yang berbeda-beda di setiap unit kerja tentu akan memberikan pelayanan yang beragam pula?

    Misalkan saja, pelayanan bongkar muat di Pelindo, peti kemasnya dibongkar dengan gantry-crane, ketika berada di pelabuhan UPT, dibongkar dengan harbor-mobile crane atau crane-kapal.

    Tak hanya itu jam pelayanan antar pelabuhan beragam, serta tetapan harga jasanya pula. Dari situlah, beban berat pelayanan Pelabuhan Indonesia menjadi kendala, menikmati akses Tol Laut, dalam upaya distribusi orang/barang yang lebih efektif dan efisien.

    Nah, tak salah Pelindo –memang- harus bersinergi menjadi satu kan? Untuk mewujudkan standart pelayanan yang ditebarkan ke semua terminal pelabuhan bernilai sama.

    Namun tentu saja, untuk bersatu/merger, masing-masing pelabuhan harus memberikan performa kinerja yang stabil, bahkan tinggi.

    Bicara merger, kita bicara konsolidasi, bicara integrasi. Ini sebenarnya sudah bicara 10-15 tahun yang lalu. Semoga di era pemerintahan saat ini bisa terlaksana.” kata Direktur Utama PT Pelindo II Arif Suhartono dalam sebuah webinar virtual ,Sabtu (17/7).

    Dan, bersyukur langkah nyata terwujudnya Pelindo bersatu, mulai dirintis di lingkungan PT Prima Multi Peralatan (Pelindo I), PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (Pelindo II), PT Berkah Industri Mesin Angkat (Pelindo III), dan PT Equiport Inti Indonesia (Pelindo IV).

    Pelayanan itu meliputi bidang pengoperasian, pemeliharaan, penyediaan peralatan dan fasilitas bongkar muat, alat apung, docking kapal, jasa konsultansi, penyediaan suku cadang. Kedepannya, kerjasama itu akan terus meningkat

    Siapkah Pelindo, menjajal sektor Pariwisata ya? Melejitkan Performa Pelabuhan Demi Terwujudnya Pelindo Bersatu

    Meski terdengar samar, pelayanan Pelindo di bidang Pariwisata berupa layanan sandar kepal pesiar sudah dipraktikkan, meski ya tak banyak.

    Beberapa Pelabuhan diantaranya Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Benoa serta Pelabuhan Gilimas.

    Pelindo III menjadi pilot, memanjakan pelayanan kapal Cruise yang memiliki destinasi wisata internasional. Terdapat pula pengembangan bisnis di kawasan Marina, kawasan industri dan perkantoran yang mendorong aktivitas bisnis lainnya.

    Menjadikan, terminal Pelabuhan Benoa di Bali, serta Terminal Gilimas, di Pulau lombok terbukti efektif mendatangkan kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia.

    Lini usaha Pelindo III, PT PPI malah makin lincah bergerak di bidang infrastuktur pariwisata lainnya

    • Pengembang  bisnis property pembangunan fasilitas kapal Yacht,
    • Membangun komplek hunian, seperti Hotel, resort dan apartemen, dan termasuk properti komersil lainnya, yakni pusat perbelanjaan dan restoran,
    Pelabuhan Gilimas disinggihi Kapal Pesiar 2019 I CNN

    Model bisnis out the box Pelindo III itu, sudah mengubah wajah Pelabuhan di Indonesia menjadi kawasan penting wisata internasional.

    Dan mampu mempertunjukkan wisata bahari di daerah wisata bagi Wisman yang mampir sejenak di sana.

    Nah, Asia memang menjadi raja bagi wisata pesiar terpesat di dunia. Di 2018, sudah lebih dari 4.26 juta penumpang yang menikmati wisata pesiar. Dan Indonesia menjadi salah satu alasan kuat mereka berwisata pesiar.

    Muaranya, perjalanan wisata pesiar ini mampu menyuntikkan pertumbuhan ekonomi lokal, melalui belanja wisatawan, ketika menikmati olahan kulinernya, dan pembelian produk kerajinan lokal masyarakatnya, sebagai oleh-oleh wisata.

    Potensi itu, semakin membuat Indonesia berada di kelas menengah ke-empat  terbesar dunia, dan berpotensi menembus 23.9 juta Wisman, di 2030 mendatang.

    Oleh karena itu, urgensi hadirnya terminal pelabuhan beserta infrastruktur yang lebih baik, pastilah merangsang animo wisata pesiar di masa depan, dan menjadi potensi bisnis baru Pelindo.

    Wisatawan kapal pesiar di Lombok I radarlombok.co.id

    Nah ‘Pelindo bersatu’, tekad itu menjadikan energi positif memuluskan Tol laut Indonesia, mengimprovisasi satu lini usaha Parwisata sebagai bisnis utamanya, dan menularkannya ke Pelabuhan-pelabuhan besar Nusantara.

    Lantas, sudah siapkah kita berwisata pesiar sih?

    Referensi


    • Safrezi Fitra. 2021. “Dirut Pelindo II Ungkap Sulitnya Merger BUMN Pelabuhan dan tahapannya”, [https://katadata.co.id/safrezifitra/berita/60f2edd2640f7/dirut-pelindo-ii-ungkap-sulitnya-merger-bumn-pelabuhan-dan-tahapannya], diakses 24 Agustus 2021
    • Cnnindonesia.com. 2018. “Geliat dan Tantangan Wisata Kapal Pesiar”, [https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180807162435-269-320276/geliat-dan-tantangan-wisata-kapal-pesiar-di- indonesia] diakses 23 Agustus 2021
    • Siswanto Rusdi. 2021. “Merger Pelindo dan Efisiensi Terminal, diakses 23 Agustus 2021

    Credit Photo : Radarlombok.co.id

    Kamu juga harus baca artikel ini!

    Comments are closed.

    error: Content is protected !!