Ancaman Keanekaragaman Hayati, Memakna Urgensi Menjaga Aset Terbaik Kita

Menyiapkan Perlindungan diri lewat berasuransi, menjadikan wujud pengorbanan nyata, mengupayakan perjuangan selanjutnya, yakni perjuangan menyelamatkan keanekaragaman hayati, untuk masa depan yang lebih baik

Punahnya Kenekaragaman hayati

“Menyiapkan Perlindungan diri lewat berasuransi, menjadikan wujud pengorbanan nyata, mengupayakan perjuangan selanjutnya, yakni perjuangan menyelamatkan keanekaragaman hayati, untuk masa depan yang lebih baik”


Adalah sebuah kewajaran bagi kita yang berdomisili di wilayah perkotaan, untuk mendamba suasana alam yang penuh keasrian, bukan?

Jika melihat peta saja, sekelebat pandangan kita akan tertuju pada derah pelosok Nusantara, guna mencari wujud nyata dimana sih lokasi yang menyimpan keanekaragaman hayati alam itu ya?

Nah membayangkan suasananya itu meski sekejap saja, rasanya berhasil membuncahkan pikiran kita, untuk lekas berkunjung ke spot-spot ekowisata Nusantara segera.

Pulau Derawan Kaltim I Kompas
Taman Nasional Kutai
Taman Nasional Kutai I Kompas

Lantas, daerah Kalimantan Timur, bisalah menjadi salah satu spot ekowisata menarik yang mampu mempertunjukkan pesona keanekaragaman hayati yang kita cari tadi.  

Coba bayangkan sajalah, ketika kita sudah kemari, dan tertegun kala alam sedang mengajari kita pentingnya keanekaragaman hayati itu harus dijaga, oleh desakan agenda pembangunan, serta aktivitas eksploitasi SDA yang kian meraja. Terlebih status Kaltm kini sudah didaulat menjadi Ibu Kota Negara, (IKN).

Nah, akhirnya, fenomena yang akan kita lihat di Kaltim kini, menjadikan sebuah tantangan bersama, di masa depan?

Dimana Kaltim yang terkenal sebagai salah satu hotspot yang memuat keanekaragaman hayati dunia, akan bekerja keras menghembuskan fungsi biologisnya, menetralkan polusi udara Bumi yang kian tercemar atas aktivitas modern manusia.

Nah, dari pengalaman berwisata itu, selayaknya mudah saja mendesak diri kita untuk segera mengandalkan perilaku ramah lingkungan kepada alam.

Dan terpenting –lagi– kita harus jua mampu menularkan edukasi ramah-lingkungan tadi kepada sirkel kehidupan kita, –minimal– mengetahui, mengerti, dan lantas mampu pula menjaga asset terbaik milik kita dari ancaman perubahan iklim, yang dampaknya –memang– sudah dan sedang kita rasakan kini.

Nah, yuk mari, kita bersiap berangkat kemari!

Wisata Bukit Bangkirai, salah satu Pariwisata IKN
Berwisata ria di bukit Bangkirai I Dokpri

Meneropong wujud Keanekaragaman Hayati Kaltim itu lebih dekat!

Jika saja kita menggali informasi, di manakah spot-spot eksotis ekowisata Kaltim itu, ternyata sangatlah mudah?

Googling sajalah, kita akan mudah menemukan spot ekowisata Kaltim itu seperti Taman Nasional Kutai (TNK), Bukit Bangkirai, pesona pulau Derawan, serta adalagi, ekowisata Bontang Mangrove Park.

Dan jangan khawatir, untuk lekas menuju kemari, infrastruktur Jalan Tol sudah siap menghubungkan dua kota besar yakni, Samarinda dan Balikpapan sekira 77 Km. Namun jika datang ke Kaltim, akan menjadi sayang jika tidak melalui jalan poros Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Suharto itu, yang jua menghubungkan ke dua kota besar itu. Mengapa?

Jalan Poros Tahura Suharto I Dokpri
Jalan tol Balikpapan-samarindaI Dokpri

Tahura Suharto akan bisa menunjukkan sebuah edukasi penting atas wujud degradasi alam yang sudah dan sedang terjadi di sekitar kita itu, benar-benar nyata?

Hal itu bisa dilihat dari perubahan status kawasan ini yang semula adalah kawasan hutan lindung, lantas berkurang lahannya menjadi hutan wisata, dan selanjutnya terus menyusut lagi hingga berstatus Taman Hutan Raya (Tahura) kini.

Namun percayalah, selama menjelajahi jalan poros Tahura Bukit Suharto akan menjadikan sebuah bonus ekowisata yang menggenapi perjalanan ekowisata yang sebenarnya di bumi etam?

Karena ternyata dahulu, sekira tahun 90-an Ratu Beatrix pernah jua menyinggahi kawasan ini, dan menyaksikan sendiri model kawasan yang dahulu dikatakan berhasil dalam mengelola hutan. Lantas bagaimana dengan kini?

Nah, kawasan Tahura Suharto terdiri dari kawasan hutan lindung dan kawasan safari, dengan luasan 19.865 ha, taman wisatanya seluas 4.400 hektare serta hutan pendidikan 1.500 ha. Lantas terdapat jua wilayah Hutan Penelitian 22.183 Ha, Wanariset penangkaran Orang Utan Samboja 3.504 ha, dan area perkemahan Pramuka 2.700 ha.

Ancaman Karhutla di tengah Pandemi
Karhutla di Tahura Suharto I Dokpri

Namun semakin kemari, Tahura Suharto menjadi rawan dan rentan mengalami kebakaran hutan.

Tercatat setiap terjadinya musim kemarau panjang, seperti di tahun 1982, 1985, 1993 dan 1998 Tahura Suharto mengalami banyak degradasi fungsi hutannya itu.

Dan semakin kemari lagi, kita –malah– akan mudah mendapati bagian-bagian wilayahnya, menjadi area tambang batu baru, perkebunan kelapa sawit, serta bagian lainnya menjadi badan ruas jalan tol Samarinda-Balikpapan sepanjang 24 Km.

Wajah tambang di Samarinda dari udara
Wajah tambang di Samarinda dari udara I Dokpri
Area tambang yang bisa dilihat di sekitara Tahura Suharto I Dokpri

Oleh karena itu, Tahura Bukit Suharto, sudah merubah fungsinya sebagai ekosistem hutan tanaman, pohon Acasia, Sengon, Mahoni, flora endemik Meranti. Dan juga menjadi kawasan penelitian sebagai wahana persemaian jenis bibit Flora langka, seperti kayu Ulin, Kayu Arang, Palaman, Resak, Bayur, Gmelina, Karet, Rotan, Aren, serta Ketapang.

Lantas kekayaan fauna di sana juga masih menyimpang Orang utan pada kawasan Rehabilitasinya, ada jua Beruang Madu, Macan Dahan, Lnadak, Owa-owa, Enggang, Kera ekor Panjang, Trenggiling, Rusa Sambar, Cucak Rawa hingga babi hutan.

Dan yang semakin membuat pentingnya Tahura Suharto harus terus dijaga adalah, keberadaan sungai-sungai kecil yang masih mengalir dan bermuara ke sungai Mahakam.

Nah, jika saja sungai ini berhenti mengalir, dari situlah titik pertanda punahnya keanekaragaman hayati yang tersisa, dan mengahantarkan ancaman perubahan iklim itu semakin nyata di depan mata kita, bukan?

Ikon Bumi Etam Patung Pesut Mahakam
Ikon Pesut etam yang menjadi ikon hewan endemik Kaltim I Dokpri

Karena tentu saja, faktor berkurangnya kosumer karbon yang masih mengandalkan –salah satunya— dari Tahura Suharto ini, sebagai paru-paru bumi akan mudah kita rasakan?

Dimana kenyataan itu pastilah membuat kita akan mudah mengerti jika semua ancaman perubahan iklim itu bermula –salah atunya– dari Tahura Suharto, yang jua menyimpan keanekaragaman hayati yang tersisa, untuk bisa segera diselamatkan jua.

Mengenal apa itu Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dalam kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikannya sebagai keseluruhan keanekaragaman mahluk yang diperlihatkan pada suatu daerah, mulai dari keanekaragaman genetika, jenis dan ekosistemnya.

1. Kenekaragaman Mahluk hidup

Ekosistem ini menunjukkan hadirnya keanekaragaman mahluk hidup, yang dipantik oleh perbedaan warna, ukuran, bentuk jumlah tekstur penampilan serta sifat mahluk hidup.

Dengan letak Indonesia yang bersinggungan garis jamrud khatulistiwa serta beriklim tropis, pastilah sangat memanja keanekaragaman hayati mahluk itu tumbuh subur di bentang wilayahnya.

Hutan yang menyebarkan pohon kekar nan tiggi, serta mudah dilengkapi dengan kehidupan satwa didalamnya, menjadi wujud dari keanekaragaman hayati jenis ini.

2. Keanekaragaman Genetika

Keanekaragaman ini menggambarkan variasi genetik dalam satu spesies. Hal itu muncul karena sifat dari setiap individu yang memanglah memiliki bentuk gen, yang sangat spesifik. Penyebabnya, tak lain karena hadirnya perkawinan antara dua individu mahluk hidup yang sejenis, dari kedua indukan.

Hal itu bisa kita lihat dari persilangan gen buah mangga unggulan, yang mudah kita temukan yakni seperti jenis mangga arum manis, manalagi, golek, dan lain-lain. Lantas ada jua persilangan dari binatang, misalnya jenis anjing yang melahirkan jenis  anjing buldog, golden corgi dan lainnya.

3. Keanekaragaman ekosistem

Gambarnnya adalah, semua mahluk hidup yang berada dalam sebuah lingkungan ekosistem yang saling berinteraksi, baik biotik maupun abiotik.

Artinya akan ada hubungan timbal balik, baik antar mahluk hidupnya maupun mahluk hidup dengan lingkungannya. Nah hubungan-hubungan itulah yang akan memantik keserasian dan kesimbangan dalam sebuah keanekaragaman eksositem.

https://eastborneo.my.id/menyapa-rimba-di-atas-canopy-bridge-bukit-bangkirai-yuk/

Nah, dari secuil definisi di atas kita menjadi paham?

Bagaimana degradasi alam pastilah akan berpengaruh pada kerja-kerja fungsi biologisnya, yang akan mudah mendatangkan ancaman perubahan iklim tepat di hadapan mata kita, kini dan terlebih di masa depan nanti.

Menyadari keanekaragaman Hayati, sebuah sebuah asset berharga kita jua

Nah, sekilas apa yang sudah kita nikmati kala berwisata alam di Kaltim nanti, seharusnya juga mampu memberikan sebuah jawaban atas bencana alam yang kerap terjadi di kehidupan sekitar kita, bukan?

Bagi kita yang berdomisli di wilayah perkotaan saja, bencana banjir kini bak sebuah peristiwa yang lazim kala musim hujan melanda.

Dan sebaliknya, di kala musim kemarau yang berkepanjangan, mudahnya intrusi air laut mampu mengancam stok air bersih yang menjadi kebutuhan pokok harian manusia.

Dan dampak perubahan Iklim semacam itu, ternyata juga sudah dan sedang dirasakan juga warga Kaltim, yang notabene bertempat tinggal di wilayah tutupan hutan, tepat di paru-paru dunia.

Suasan banjir di Samarinda I Kompas
Suasan banjir di Samarinda I Kompas
Jalan yang merendam jalan Tol dari Balikpapan I Kompas

Nah sederhananya lagi, kerusakan hutan, salah satunya yang sedang terjadi Tahura Suharto ini, tentu akan memberikan indikasi buruk terhadap punahnya fungsi hutan lebih massif lagi, untuk mampu menetralkan polusi dampak aktivitas modernitas manusia, dan akhirnya memantik suhu bumi makin memanas.

Lantas, jika dibiarkan, dampak-dampak perubahan iklim akan meluas dan mampu menggagalkan usaha-usaha produksi pertanian/perternakan, dan memperlemah ketahanan pangan bangsa, dan berpotensi jua menghadirkan mutasi virus, untuk membawa jenis Pandemi baru, kapan saja.

Oleh karena itu,  perilaku kita berwisata alam ini bisalah memberikan sebuah edukasi penting bagi diri kita sendiri, bagi sirkel keluarga, generasi mendatang. Terutama tentang bagaimana menemukan rasa aman dan nyaman dalam menjaga asset bernilai yang rentan terdampak oleh perubahan iklim, kini dan nanti, bukan?

Dan Asset bernilai itu bisa saja berupa kesehatan kita, kesehatan keluarga tercinta di rumah, sekaligus perlindungan terhadap harta benda yang kita miliki kini, yang aktif menunjang produktivitas harian.

Nah, akhirnya,  setujukah kita, jika upaya menjaga asset bernilai itu –apa saja– bisalah menjadi sebuah edukasi mendasar dari diri kita, dan mampu ikut merefleksikannya sebagai usaha-usaha adaptasi perubahan iklim itu, bukan? Mari buktikan saja!

Andai saja, dampak perubahan iklim bisa diasuransikan saja ya?

Waktu memang akan terus berputar ke masa depan, bukan? Mengembalikan kerusakan bumi yang terjadi kini, tentu akan berharga mahal dan perlu proses yang sangat panjang.

Ah, andai saja kerusakan bumi yang terjadi itu, bisa jua diasuransi, mungkin kita tidak terlalu berpikir keras menanggapi dampak ancaman perubahan iklim, beserta turunan kerugiannya.

Nah, Filosofi berasuransi yang sudah dan sedang dilakukan masyarakat modern kini memang mampu menapikkan rasa penyesalan atas musibah yang kita tak pernah duga-duga, dan tak pernah diharapkan terjadi.

Dimana bagi setiap orang, terutama pemegang polis asuransi, pasti akan mudah merasakan kemudahan mendapatkan ganti-rugi atas musibah yang dideritanya itu.

MSIG sebuah pilihan kita agar mampu adaptif terhadap perubahan iklim kini dan nanti!

MSIG Indonesia merupakan sebuah perusahaan asuransi umum, yang telah beroperasi lebih dari 40 tahun, mengemban misi untuk memberikan kontribusi atas pengembangan, pengamanan masa depan dunia. Perlindungan penting kepada masyarakat diantaranya?

1. Asuransi perjalanan berwisata, dan pulang kampung

Berpergian akan menjadi sebuah kebutuhan dasar, bukan? Seperti halnya beraktivitas untuk berwisata ini yang seharusnya juga menyediakan payung perlindungan terhadap diri dan keluarga kita.

Dampak perubahan iklim, sudah pasti berpotensi mengakibatkan bencana yang tak terduga-duga? Perlindungan yang akan kita rasakan berupa pergantian biaya-biaya pengobatan kala mendapati kecelakaan/bencana, hingga kerugian yanag disebabkan ketidaknyamanan selama  perjalanan kita.

Dan tak kalah penting, adalah aktivitas bepergian kita pada momen-moment peak-season, seperti momen idul fitri, dimana kepadatan lalu-lintas dan cuaca yang tak menentu akan jua mudah menyulut potensi hadirnya kecelakaan di jalan raya.

https://eastborneo.my.id/sudah-siap-memburu-pesut-mahakam/

Nah asuransi perjalanan mudik MSIG  akan mudah memberikan coverage perlindungan asuransi hingga 30 hari.

2. Asuransi buat asset kendaraan kesayangan

Asset penting kita berupa kendaraan juga sudah menjadi kebutuhan dasar, guna mendukung aktifitas-aktivitas produktif?

Nah produk asuransi MSIG juga memberikan perlindungan kendaraan/mobil kita dari ancaman kecelakaan, dan pencurian, sampai perlindungan kala ikut berpergian dengan kapal feri ke wilayah yang jauh sekalipun.

Lantas, menggali produk perlindungan mobil MSIG lebih lanjut,  pastilah sangat menarik untuk dipahami dan segera digunakan. bukan?

Yuk saatnya berwisata di Kaltim, dan memastikan adaptasi perubahan iklim itu milik kita!

Perjuangan pastilah butuh pengorbanan? Namun. sepertinya kita akan sepakat ya memakna pepatah itu, jika dihubungkan dengan upaya kita menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di sekitar kita.

Dan memang akan banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menahan ancaman perubahan iklim itu, bukan?

Dan berwisata alam, bagiku dan bagi kita semua bisa kita yakini menjadi sebuah cara itu jua, untuk mengenal dan akhirnya, menjaga fungsi alam, guna mampu mengeksekusi ancaman perubahan iklim kini dan nanti itu lebih nyata!

Nah untuk mewujudkan semua cita kita menjadikan pelestarian lingkungan untuk masa depan yang lebih baik, akan terdapat beberapa perjuangan atau perilaku bersama kala berwisata alam, sebagai langkah adaftif terhadap perubahan iklim kini dan nanti!

1. Konsisten menunjukkan perilaku ramah-lingkungan

Perjuangan atas konsistensi ini akan memungkinkan kita mampu memilah dan memilih cara terbaik memperlakukan alam dengan sehat.

Diantaranya adalah cara kita mempergunakan akomodasi yang ramah lingkungan, mulai dari makanan, peralatan penunjang bepergian yang tak meninggalkan jejak sampah plastik di sana.

Dan terpenting –jika memungkinkan– adalah mempergunakan moda transportasi yang ramah lingkungan, terutama dari sisi penggunaan bahan bakarnya.

2. Mengkonsumsi produk lokal ramah-lingkungan, yang dijaja di lokasi ekowisata

Masyarakat lokal di lokasi ekowisata pastilah menjadi garda terdepan untuk mampu mempertahankan pelestarian lingkungannya itu, atau juga malah sebaliknya? Hal itu mudah didorong dengan faktor ekonomi yang secara langsung mengikat masyarakat di sana.

Oleh sebab itu, mata pencarian mereka dari alam, dan berhasil diolah menjadi paket oleh-oleh, berupa ragam suvenir beserta jasa guide-nya pastilah akan menjadi energi baru mereka untuk tetap konsisten hidup, dan menjaga pelestarian lingkunganya, di sekitar objek ekowisatanya itu.

3. Aktif terlibat fund-rising kegiatan pelestarian alam

Kini banyak sekali organisasi masyarakat yang ikut jua terlibat aktif dalam pelestarian lingkungan, guna menemukan kembali fungsi keanakeragaman hayati itu kan?

Oleh sebab itu, berwisata bisa meyakinkan kita jika memang benar kegiatan itu sangat postif sekali untuk terus dilakukan.

Nah dengan modal keyakinan itu, tentu saja memudahkan kita untuk aktif jua, menjadi donatur bagi aktivitas sosial pelestarian lingkungan. Sekaligus menjadikannya sebuah edukasi bagi sirkel kecil keluarga, generasi mendatang, untuk jua mampu dipraktekkan oleh mereka.

4. Membuat konten digital edukasi pelestarian lingkungan, bagi Generasi mendatang

Mengikuti Program adopsi pohon I Dokpri

Konten digital yang kita tunjukkan di laman media sosial kala berwisata alam tentu akan bernilai mahal bukan?

Dimana konten itu akan mampu menulari edukasi penting terhadap tingkat kelestarian lingkungan di lokasi wisata kini.

Dengan visualisasi berupa foto dan video tadi pastilah akan menjadikan hasrat orang lain untuk ikut merencanakan dan mendamba berwisata alam dikemudian hari.

Nah dengan massifnya kegemaran untuk berwisata alam, tentu menjadikan sebuah perilaku positif atas kesadaran bersama menantang ancaman perubahan iklim itu kian nyata!

Perputaran kegiatan ekonomi akan berlangsung massif dengan antuasisme berwisata, dan sebagian kecil hasil perputaran ekonominya, akan mudah dialirkan kembali mendorong bagi pembiayaan pelestarian lingkungan alam, bukan?

5. Yakinkan perlindungan asuransi pada diri kita

Nah, asuransi akan menjadi sebuah perilaku adaptif  kita yang jua sangat penting?

Dimana kepedulian kita terhadap keselamatan diri kita, keluarga kita, serta asset berharga kita itu akan mudah memantik kepedulian yang lebih besar lagi terhadap sekitar kita, termasuk menjaga komitmen atas keempat perilaku yang sudah dibahas di sebelumnya, bukan?

Nah, ber-asuransi perjalanan –misalnya— tentu akan memberikan kenyamanan kita memetik ragam edukasi di lokasi ekowisata, dan menjadikan sebuah niatan kuat bagi kita untuk mampu berperilaku, adaftif atas ancaman perubahan iklim yang sebenarnya!

Akhirnya, keberhasilan kita memberikan Perlindungan kepada setiap aktivitas kita, akan mudah menggambarkan pengorbanan nyata,  dalam setiap langkah perjuangan apa saja? Iyes termasuk perjuangan menyelamatkan keanekaragaman hayati, untuk masa depan yang lebih baik lewat aktivitas berwisata alam kemana saja, kapan saja.

Yup, jadi kapan kita berwisata alam lagi? Mendaki gunung, melewati lembah, berkemah, hingga menyelam berucap salam ke terumbu karang.

Sumber bacaan

Kamu juga harus baca artikel ini!

error: Content is protected !!