Yuk Ikuti Jejakku, Kurangi Jejak Karbon Via Karbon Kalkulator!

Karbon kalkulator memampukan masyarakat perkotaan, dengan gaya hidup modernnya, untuk mengontrol jejak karbonnya demi masa depan Bumi

Laman jejakkarbonku yang bisa menjadi karbon kalkulator kita mengurangi jejak karbon harian

#Karbon Kalkulator hitung jejak karbon kita

Coba ambil nafas sebentar, tahan, lantas hembuskan perlahan! Nah sadarkah, aktivitas harian itu ternyata mudah saja meninggalkan jejak karbon, bukan? Padahal massifnya jejak karbon dioksida inilah yang kini menjadi problematika, yang memantik laju perubahan iklim Bumi, dan akan mendorong hadirnya bencana alam di lingkungan sekitar kita. Merasakah?

Dan rasa-rasanya, menghapus jejak karbon bak keniscayaan saja, sama sulitnya menghapus total jejak sang mantan yang selalu hadir di hati kita, bukan?

Namun beruntunglah, sebenarnya alam sudah menjadi penawar jejak karbon itu, lewat aktivitas metabolisme tumbuh-tumbuhan yang masih asri hadir di sekeliling kita.

Tapi? Nyatanya, UUD 1945 Pasal 33 (3), yang memaknai Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasi negara, dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, kerap melenakan kita saja?

Dimana degradsi lingkungan yang menyertai setiap aktivitas eksploitasi SDA, berhasil jua memberikan jejak karbon baru yang lebih massif lagi, lewat aktivitas industrilisasinya. Mari tengok saja, di sekeliling kita!

Dan, akhirnya kini ancaman kenaikan suhu Bumi 1,50C sudah menjadikan sebuah keniscayaan yang bisa hadir lebih cepat, pada tahun 2027 nanti? Padahal kenaikan suhu 1,50C itu sudah menjadi atensi besar Perjanjian Paris 2015 yang disepakati dunia Internasional.

Nah, tahukah di akhir 2023 nanti, juga akan menjadi sebuah momentum penguji kesigapan atas simulasi menghadapi dampak perubahan iklim, yang akan ditandai dengan hadirnya  El Nino? Yakni anomali iklim di pasifik Selatan, di antara pesisir barat Amerika Latin, dan Asia Tenggara, dan akan berpotensi memberikan dampak kekeringan di berbagai daerah Indonesia, dan akan mengancam produksi pangan Nasional.

Duh, bertanya mampukah negara-negara Dunia, Pemerintah Indonesia, terutama jua masing-masing pribadi kita untuk berkomitmen mengurangi sedikit saja jejak karbon harian, mulai hari ini, demi masa depan Bumi kita ya?

Jangan biarkan Bumi sendirian andalkan Paru-paru Bumi!

Bersyukurlah, kita masih punya Paru-paru Bumi di Kalimantan, untuk diandalkan, menawar jejak karbon itu, Bukan?

Di Kaltim sendiri, aktivitas eksploitasi SDA sejak dulu massif terjadi. Meski akhirnya massifnya degradasi yang turut ditimbulkan, mampu jua mendorong aksi komitmen atas program penurunan emisi gas rumah kaca, mengaktivasi kawasan hutan Kaltim, sebagai paru Bumi dengan layak.

Ancaman Karhutla yang meninggalkan jejak karbon
Ancaman Karhutla yang meninggalkan jejak karbon I Dokpri

Selama 12 tahun  lamanya, salah-satu program pengurangan emisi ‘Kaltim Go Green’ itu berjalan. Dan akhirnya, di 2023, Pemda Kaltim berhasil menurunkan emisi karbon dunia sebanyak 22 juta ton C02 equvalent versi World Bank.

Dan sebagai apresiasinya, masyarakat Kaltim berhak mendapatkan dana insentif program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCP-CF) World Bank, USD 110 Juta, yang mulai cair per February 2023 lalu.

Nah, apresiasi itu, pantas saja diberikan? Karena masyarakat Kaltim berhasil menjaga hutan dan lingkungan atas deforestasi dan degradasi hutannya. Duh beruntungnya aku sebagai salah-satu warga Kaltim itu, ya?

Namun, pertanyaannya, apakah permasalahan dalam mengurangi jejak karbon akan selesai dengan hanya menjaga kelestarian hutan saja? Terlebih, kini hadir pula isu global, atas massifnya polusi plastik yang makin menggurita, dan menuntut komitmen atas Peraturan Menteri LHK Nomor 75 Tahun 2019 jua, untuk menurunkan jejak karbon atas massifnya sampah plastik itu.

Dimana Pemerintah RI menarget pengurangan sampah plastik sebanyak 30 % di 2030, yang diperkirakan berjumlah 8.7 juta ton sampah plastik di 2025 nanti. Yakin kita mampu?

Nah, permasalahannya kini adalah, bahan Plastik sendiri sudah menjadi bagian gaya hidup kita, bukan?

Tapi, jika dipikir, di balik itu semua, sebenarnya malah bisa lho membukakan celah baru, memampukan masing-masing kita untuk mengesekusi komitmen atas program pengurangan emisi –minimal– jejak karbon dari sampah plastik itu, dengan cara memilihkan gaya hidup ramah lingkungan harian kita, mulai hari ini!

Mengenal Jejak Karbonmu via Karbon Kalkulator

Laman jejakkarbonku yang bisa menjadi karbon kalkulator kita mengurangi jejak karbon harian
Laman jejakkarbonku yang bisa menjadi karbon kalkulator kita mengurangi jejak karbon harian I Dokpri

Coba ketikan saja jejakkarbonku.id, di mesin peramban, kita akan diajak berkompetisi mengurangi jejak karbon harian.

Di sana, setiap pengunjung diberikan sebuah akun pribadi, yang akan memuat level jejak karbon di kehidupan harian, mulai dari penggunaan transportasi, aktivitas di rumah tangga, hingga aktivitas konsumsi harian.

Klik, Karbon Kalkulator di bagian atasnya, kita lantas diajak mengenal apa itu jejak karbon? Dengan sekali klik saja, akan juga hadir sebuah survey, yang akan menanyakan gaya hidup harianmu, yang berpotensi meninggalkan jejak karbon di Bumi. Kita hanya tinggal centang saja jawabnya!

Nah, jejak karbon yakni, jumlah karbon yang dihasilkan dari ragam aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu.

Lantas, setelah  menghitung-hitung jejak karbonku, di Karbon Kalkultor itu, ternyata, diriku masih berada di peringkat 12966 dari semua pemilik akun yang jua terdaftar di jejekkarbonku.id itu.

Dimana baru kuketahui juga, jika nilai emisi karbon yang kuhasilkan mencapai 2.75 ton CO2/pertahun. Itu artinya, komitmen yang harus kutuntaskan adalah mengurangi jejak karbon itu, mencapai 1.63 Ton CO2 pertahun saja, sebagai rekomendasi dari Karbon kalkulator itu.

Bagaimana menjalankan Komitmen penurunan jejak karbonku ya?

Nah, Gaya hidup ramah-lingkunganku yang terpotret dalam Karbon Kalkulator, mencatatkan jika gaya bertransportasiku itu memiliki jejak karbon yang lebih tinggi daripada aktivitas rumah-tangga dan juga konsumsi harian.

Dan hal itu, menjadikan PR yang harus dikerjakan segera!

  • Pertama, kini aku harus mengurangi untuk mengandalkan moda transportasi pribadi yang masih menggunakan enerrgi fossil/BBM. Dan itu kuakui memang sulit? Terlebih hadir opsi aku harus menggunakan moda transportasi listrik yang harganya masih mahal. Alternatifnya, kini aku harus berjalan kaki saja, pada rute yang memungkinkan untuk dilalui, atau minimal mengandalkan moda transportasi publik, macam ojek online atau Bus umum.
  • Kedua, dalam Karbon Kalkulator itu, aku juga harus lebih giat menanam minmal 2 pohon, namun kendalanya, hidup di perkotaan hal itu amatlah sulit menyediakan lahan bebas. Alternatifnya, aku sudah mengikuti program adopsi pohon secara reguler, dan juga aktif berdonasi untuk aktivitas bertema lingkungan.
  • Ketiga, aksi dalam mengurangi jejak karbonku, adalah mengurangi waktu pemakain lampu penerangan rumah tangga, yang biasanya salalu ‘lupa’ kumatikan. Dan mulai sekarang harus lebih efisien lagi, menggunakan alat penerangan hanya kurang dari 7 jam/hari. Dan tidak lupa, aku terus mengupgrade penggunaan jenis lampu LED, dan memampukan diri jua di masa depan, mempertimbangkan menggunakan enegi bersih PLTS, selain sumber PLTU-fossil saja kini.
  • Keempat, aku harus sudah bisa memilihkan jenis Restoran ramah lingkungan saja! Dimana prinsip keberlanjutannya memungkinkan untuk mendaur-ulang bahan plastiknya ke dalam bentuk bahan bermanfaat dan ramah lingkungan saja, meski harga untuk masuk ke Restoran itu mahal. Dan selanjutnya mendokumentasikannya ke laman media sosial, kepada sirkel terdekat, seolah ingin memberitahukan jika ada Restoran yang bertangung jawab atas sampah plastik yang dihasilkannya, bukan sekedar rasa menu restorannya saja.

Jejak karbonku, Jejak Karbonmu, Jejak karbon Kita

Nah, akhirnya angka-angka dalam perhitungan jejak karbon di Karbon Kalkulator itu sudah dan mudah saja memberikan level keramah-lingkungan kita selama ini, bukan?

Angka-angka itu lantas bisa membiarkan kita berkesimpulan, Jika masyarakat di Kaltim saja mampu melestarikan paru Bumi, dalam mengurangi emisi karbon 22 juta ton C02 equvalent. Harusnya kita juga mampu dong, mengurangi emisi karbon?

Dan ternyata diriku juga sudah mampu menarget dan mengeksekusi pengurangan emisi 1,63 ton CO2/tahun, lewat rekomendasi Karbon Kalkulator itu. Lantas, bagaimana dengan kamu?

Nah, hadirnya, Karbon kalkulator bagiku, rasanya sudah mampu menghapus keniscayaan itu, bukan? Ya jika masyarakat perkotaan dengan gaya hidup modernnya, ternyata bisa juga lho berbuat untuk Bumi, dengan hanya mengontrol gaya hidup harian saja, mengetahui jejak karbon mereka, sekarang! Dan muaranya kolabaorasi kita, mengurangi emisi karbon dengan aksi program Pemerinrtah juga menjadi amat penting bagi Bumi kita!

Yuk mulai hitung jejak karbonmu sekarang via karbon kalkulator saja!

#jejakkarbonku.id #iesr #generasienergibersih

Kamu juga harus baca artikel ini!

error: Content is protected !!