Rumah di Balikpapan, Grand City Balikpapan
Grand City Balikpapan, menepiskan pameo jika eksploitasi selalu mengundang degradasi, hanya lewat pilihan rumah di Balikpapan untuk masa depan.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dalam laporannya bertajuk Prospek Populasi Dunia 2022, menyebut, Penduduk Bumi pada 15 November 2022 sudah melampaui 8 Miliar penduduk. Lantas, apa yang ada dalam pikiranmu, untuk menjadikan update-status media-sosialmu hari ini?
Bagi diriku, yang berdomisili di Kalimantan Timur (Kaltim), fakta itu penting? Pertambahan penduduk, tentu akan memberikan dampak keadilan ekologis bagi Bumi. Yes, lewat ragam aktivitas pembangunan modern manusia, yang mudah sekali menciptakan ancaman perubahan iklim Bumi kian dekat.
Terlebih, predikat kota Balikpapan, yang menggenggam kuat barometer ekonomi nasional, sekaligus menjadi daerah penyangga penting pusat Pemerintahan RI.
Nah, keduanya akan menjadi damba dunia luar untuk datang, lantas memiliki rumah di Balikpapan, memilihkan masa depan mereka kemari.
Ya tidak ada yang salah sih dengan keputusan mereka? Karena sejauh ini, Balikpapan konsisten menjadi salah-satu kota berkelanjutan di Indonesia.
Wajarlah, hal itu menjadikan magnet bagi siapa saja untuk datang kemari. Lantas, apa bukti keberlanjutannya itu?
- Ruang terbuka dalam kota yang cukup menyediakan fasilitas umum bagi warganya.
- Porsi anggaran yang mendukung progam keberlanjutan itu.
- Pengembangan sumber daya energi ramah lingkungan bagi masa depan.
- Kebijakan nyata atas program menekan laju jumlah limbah kota.
- Pengaturan ketat penggunaan air tanah dan terus meningkatkan konservasi air bersih
- Peraturan daerah yang membatasi penggunaan kendaraan beriemisi tinggi.
Nah, jika dambaan kita sama, ingin datang dan tinggal kemari, berarti tantangan yang kita pikul akan sama pula. Dimana kita harus turut mampu menebarkan keadilan ekologis itu di Kota Balikpapan.
Dan kita bersama harus jua mampu menepiskan dampak kepadatan penduduk bumi masa depan, lewat keputusan yang paling sederhana sekalipun. Yakni, salah-satunya keputusan kita memilih kawasan rumah di Balikpapan, mendukung misi keberlanjutan itu. Serta juga memberikan rasa aman lewat akses bagaimana mengetahui cara membuktikan lahan kawasan perumahan tidak bermasalah.
Dimana, ternyata wujud hunian keberlanjutan itu mudah saja kita temukan, kala berada di Grand City Balikpapan. Kawasan hunian yang ternyata lebih dari kawasan hunian saja.
Yuk buktikan!
Grand City Balikpapan, Menjejak BSD, hadirkan hunian berkelanjutan Balikpapan
Balikpapan Blogger Gathering, pada Minggu (27/11) di Grand City Balikpapan, menjadikanku saksi, jika aplikasi keberlanjutan itu nyata kurasakan.
Dalam kegiatan itu. Selain peserta asik berdiskusi tentang teknik SEO, strategi digital marketing bagi para Blogger.
Acaranya juga menyelipkan pencapaian-pencapaian Sinarmas Land, sebagai salah-satu pengembang kawasan rumah di Balikpapan, yakni Grand City Balikpapan.
Baca juga : Menghadirkan essensi ESG koorporasi mengekspolitasi negeri
Dimana konsep pembangunan Grand City Balikpapan, mampu mengadopsi konsep pembangunan kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), yang lebih dulu berhasil menerapkan hunian berkelanjutan. Dan menjadikan BSD sebagai salah-satu kota mandiri di Tanggerang, Banten.
Lantas bagaimana gambaran konsep hunian berkelanjutan Sinarmas Land itu?
- Kawasan hunian akan mampu menyediakan bangunan yang efektif dan efisien. Dan mampu jua menghadirkan berbagai pelayanan ekstra, penyediaan energi, pengendalian emisi dan air bersih. Serta menghadirkan tanggung jawab limbah hunian.
- Kawasan hunian juga mampu menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH), seperti taman hijau, danau, dan juga area berkumpul yang layak.
- Hunian juga harus mematuhi syarat pembangunan sempadan jalan (RSS). Dan memastikan hadirnya fungsi biologis tanaman, mendukung pengembangan biopori, sebagai pelengkap fasilitas RTH.
- Hadirnya jenis transportasi ramah-lingkungan, mendukung mobilitas warga hunian.
Nah, rasanya merasakan konsep keberlanjutan BSD itu, mudah menjadikan dambaan kita jua sebagai pertimbangan penting memiliki rumah di Balikpapan, bukan?
Sekaligus memampukan kita menebar keadilan ekologis itu, dengan keputusan untuk tinggal di Balikpapan dan memiliki rumah di Grand City Balikpapan saja.
Menemukan Hunian di Balikpapan, di dalam Forest City
Forest City menjadi istilah hits, atas rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kabupaten Penajam.
Konsep Forest city jua sebenarnya menyelipkan konsep berkelanjutan, yang mempertahankan fungsi ekosistem hutan Kalimantan sebagai langkah pencegahan perubahan lingkungan.
Forest City sendiri akan banyak mengandalkan fungsi biologis bagi ekosistemnya.
Terutama fungsi tumbuhan/pepohonan yang akan memaksimalkan proses biologisnya, untuk aktif mengurangi polusi, dari senyawa-senyawa beracun karbondioksida, sulfurdioksida, dan karbonmonoksida.
Selain itu, hadirnya tumbuhan/pepohonan akan aktif jua menjaga kualitas air sebagai sumber kehidupan.
Tanaman/Tumbuhan yang terjaga mampu mengurangi unsur nitrogen, Pospor, logam dalam air hujan, yang menjadi bahan baku air bersih.
Nah, dengan hadirnya kolaborasi pembangunan berkelanjutan di kawasan IKN Nusantara, dan juga kawasan hunian Grand City Balikpapan, tentu akan mudah mendorong keadilan ekologis di alas Bumi Kalimantan, sebagai paru-paru Bumi.
Oleh sebab itu, konsep keberlanjutan dengan aneka istilahnya, pastilah menghasilkan wujud yang sama? Yakni ingin mengajak kepedulian manusia terhadap perubahan lingkungan yang sedang terjadi masssifnya, di sekitar kita bukan?
Membuktikan Rumah di Balikpapan Grand City ala Forest City, bukan sekedar kawasan hunian saja!
Kawasan Grand City Balikpapan, berada pas di depan beranda Kota Balikpapan. Jalan Soekarno Hatta yang menjadi jalur selamat datang, segera menuntun kita ke gerbang Grand City, menjelajahi poros jalan Sinar Mas Bouelevard, menjejal ragam rumah di Balikpapan.
Nah, jalan sinar Mas Boulevard sepanjang 2.7 kilometer dengan lebar 32 meteran, akan menjadi ‘jalan tol’ menuntun ke gerbang kedua Grand City di Jalan MT Haryono.
Dan akhirnya melepaskan kita masuk ke kawasan inti kota Balikpapan, yang menghadirkan ragam infrastruktur kota modern Balikpapan.
Satu hal yang berkesan, kala berselancar di Jalur Sinar Mas Boulevard, memudahkan penghuninya menjamah fasilitas umum Kota, seperti RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Terminal Bantar kota atu Ampar, ragam Mall, Jalan Tol Samarinda-Balikpapan. Serta, akses ke Bandara Sepinggan Balikpapan yang hanya dalam hitungan menit menjangkaunya, via jalan MT Haryono.
Dan asiknya. Kedepan akan ada gerbang ketiga Grand City, yang menghubungkan Balikpapan ke Forest City IKN Nusantara yang terletak bertetangga di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kertanegara (Kukar)
Nah, kota baru Balikpapan, Grand City Balikpapan denga luasan sekira 300-an Ha, yang terletak di jalur Sinar Mas Boulevard, akan menjajakan rumah di Balikpapan, dengan konsep hunian Cluster, bergaya arsitektur modern.
Dalam master plan Grand City, juga akan menanamkan enam unsur kehidupan, yakni tinggal, bekerja, belajar, rekreasi, olahraga dan gaya hidup.
Kini, Grand City Balikpapan telah membangun lima kluster hunian, yang siap menjadi pilihan rumah di Balikpapan.
Kelima kluster bertema forest dan alam, memiliki nama khas mulai kluster Forestville, pineville, Hyland, Hayfield, hingga Cheville.
Sesuai temanya, kala menjelejahi isi Klusternya, kita mudah menjumpai bangunan yang dominan ber-lantai dua, dengan hamparan taman-taman hijau nan rimbun.
Serta view nuansa perbukitan dan danau sekira 5.3 Ha, yang akan aktif memanja wisata keluarga, hanya dalam kawasan hunian Grand City saja
Yuk masuk merasakan kenyamanan rumah di Balikpapan, ala forest City itu!
Nah, merasakan kelezatan lingkungan sehat di kawasan hunian Grand City akan memanjakan banyak pilihan kita menentukan sendiri type rumah di Balikpapan, yang tak lagi berbatas Budjet?
Karena, Grand City juga menyediakan unit Type 49, yang menjadi andalan kita ikut menebar keadilan ekologis, lewat kepemilikan rumah di Balikpapan saja.
Dimana hunian Grand City menyaji design urban-minimalis dalam pembangunan rumah di Balikpapan, menghantarkan unsur kehidupan dalam rumah, dengan layaknya.
Yuk, mari menengok bangunan rumah yang terdapat di Kluster Cheville, yang menjaja bangunan dengan ukuran 60 meter-persegi, ber-typ49 itu!
Nah, jika menatap wujud langsung bangunan yang menjulang satu lantai ini, setiap bagian ruangan rumah akan mengandalkan sinar matahari, sebagai sumber penerangannya.
Dan bangunannya juga berstandar sanitasi terbaik. Buktinya hadirnya wastafel pada teras rumah, bak ucapan selamat datang masuk ke dalam rumah.
Tak salah, jika design berkelanjutan dalam rumah, memaksa fungsi sirkulasi dalam ruangan bekerja maksimal, menggantikan udara bersih dari luar, yang disaring dari pepohonan yang rimbun di sekitar rumah.
Meski terlihat minimalis, wujud bangunan rumah ini juga mampu memberikan fungsi tinggal yang layak nan menyenangkan lho.
Mari masuk saja, ketika membuka pintu depan, hadir hamparan ruang tamu, yang berpadu dengan ruang makan menyambut kita.
Dan akan lekas menyambungkan aksesnya pada kitchen mini, yang terdapat pada belakang rumah yang tersekat pintu belakang. Lantas, naik ke lantai atas, akan menuntun kita pada dua ruang kamar tidur, yang keduanya menyediakan kamar mandi sendiri-sendiri lho.
Nah lihat saja, di salah satu kamar tidurnya juga menyelipkan bonus ruangan, yang berada dekat dengan atap plafon. Tapi, kita harus menggunakan tangga menjangkaunya.
Ruang tambahan ini bisa memberikan fungsi lainnya, untuk bekerja atau belajar, dengan view menghadap ke depan taman rumah.
Nah bagian belakang rumah juga penting! Terdapat lahan mini, yang bisa kita jejali dengan taman, yang dapat merawat tanaman favorit, sembari mencuci perkakas piring. Atau, bisa jua lahan itu menjadi pengembangan bangunan selanjutnya, dengan desaign custom, secara mandiri.
Mari selaraskan aksi lindungi bumi, dimulai dari dalam rumah Grand City!
“Menjawab Teori jika eksplotasi tidaklah berbanding lurus dengan degradasi?“
Wujud modernitas di masa depan adalah sebuah keniscyaan yang sulit dihindarkan, bukan?
Modernitas yang akan membawa segala macam cara mengeksploitasi alas bumi ini. Terlebih hadir sebuah fakta hadirnya kepadatan penduduk, yang mudah memberikan pemasalahan jejak limbah, sekaligus menyempitnya alas Bumi untuk kawasan hunian.
Terpenting, jejak polusi penduduk, akan berpotensi mengundang ancaman perubahan iklim yang makin menganga? Terlebih banyak sekali kita temui alas bumi yang menjadi hunian dan bangunan tak ramah lingkungan.
Keduanya, tanpa sadar merupakan wujud aktivitas eksploitasi yang dapat mendegredasi Bumi.
Dan rasanya tak salah, Bumi mengandalkan hutan Kalimantan sebagai Paru-bumi, untuk menghidupkan fungsinya membasmi polusi yang mungkin dihasilkan 8 milyar penduduk kini.
Nah, menengok ragam musibah yang menimpa wilayah perkotaan di mana saja, menjadikan alarm bagi kita, untuk peduli terhadap alam dong.
Dan hal terpenting kita harus terus mencari sumber referensi dimana terdapat alas bumi, untuk dapat ditinggali bagi masa depan nanti? Yakni sebuah kawasan hunian yang berkelanjutan
Lantas, setelah membaca ulasan tulisan ini, tentu sangat mudah sekali bagi kita menentukan dan memilih rumah di Balikpapan itu? Dan menjadikan keputusan itu alasan kuat ikut menebar keadilan ekologis bagi Bumi itu sekarang.
Adalah sebuah fakta yang mudah kita rengguk atas kelezatan lingkungan di kawasan Grand City, ternyata mampu menepiskan pameo jika “eksploitasi selalu mengundang degradasi” bukan?
Dimana pembangunan Grand City Balikpapan yang memanen konsep keberlanjutan bagi bumi, akan menjadi salah satu solusi masalah kepadatan penduduk. Terutama dalam mencari hunian yang mampu memanja unsur-unsur kehidupan, yang hadir dalam rumah di Balikpapan kini.
Baca juga : 4 Alasan Jadikan Grand City, Aset Rumah di Balikpapan
Nah, yuk memulai kepedulian kita untuk Bumi, dimulai dari sini!