Menyapa Rimba Di atas Canopy Bridge Bukit Bangkirai Yuk!

Jangan lupa berpartisipasi di program adopsi pohon Bungkit Bangkirai, bertujuan sebagai upaya pelesatrian jenis jenis pohon apa saja yang terancam saat ini.

Canopy Bridge Bungkit Bengkirai

Taman Wisata Bukit Bangkirai bisa nih menjadi alternatif wisata alam, yang patut kita saksikan, utamanya membuktikan koleksi kayu Bangkirai yang menjadi primadona saat ini


Tanpa kita sadari atau tidak, keperluan komoditas kayu bagi keperluan bahan bangunan rumah, seperti pintu, kesen jendela, langit-langit rumah sangat diperlukan di perkotaan ya?

Memang masih ada saja sih,  kebutuhan bahan alam itu tersedia melimpah di pasaran, yang digunakan untuk mempercantik rumah kita dengan ornamen-oranamen alam.

Namun ya, jangan terkejut jika beberapa komoditas kayu menjadi harganya bisa tergolong mahal, dan bisa merogok kocek yang amat dalam kan?

Salah satu kayu yang menjadi perburuan adalah kayu Bangkirai. Jenis kayu Kalimantan ini, mudah sekali diproses, mulai dari diserut, dipotong, diukir dan sebaginya. Tidak salah kayu ini menjadi pilihan utama dalam kayu pertukangan yang dijadikan bahan bangunan.

Di alam, pohon bangkirai bisa memiliki diameter 120 cm dan tingginya mencapai 40 meter. Mengenali kayu jenis ini bisa melihat warna kayunya cenderung kuning dan terkadang agak coklat.

Kayu ini banyak digunakan sebagai perabotan rumah dan furniture garden. Kayu jenis bangkirai memiliki kekerasan tinggi dan bobotnya termasuk berat melebihi kayu jati. Kayu ini jenis ini dijual dalam bentuk papan, balok, kaso dan reng.

Harganya dalam bentuk balok mencapai Rp 10 jutaa-an per meter kubik. Dan kayu bangkirai dalam bentuk papan dengan harga Rp 10-11 jutaan per meter-kubik. Sementara harga galar bengkirai saat ini berada kisaran Rp 10 jutaan per meter kubik.

Itulah sebabnya jenis kayu asli Kalimantan ini menjadi buruan, dan mengalami kepunahan di hutan Kalimantan.

Barang tentu, kita memang harus paham jika stok pohon kayu yang dipergunakan dari alam atau hutan sangat-sangatlah terbatas.

Hal tersebut bisa kita tahu dari banyak kesaksian dan pemberitaan akan kegiatan illegal logging di era 90-an yang marak yang telah merusak banyak hutan di Kalimantan.

Nah, Bisa saja, dengan menjenguk rumah alam yang sakit di rimba belantara kaltim.

Menjadikan kita lebih paham, jika alam-pun menginginkan pohon-pohon itu untuk melindungi rumah mereka dari kepunahan semua yang menjadi bagian dalam ekosisitem hutan itu.

Kawasan  Bukit Bengkirai

Nah kebetulan Kalimantan memang terkenal memiliki stock areal hutan sebagai alas tumbuhnya berbagai jenis pohon kayu endemik itu, yang amat langka saat ini.

Karena ya tadi masalah ancaman pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang serampangan dewasa ini, diperlukan kepedulian kita dalam upaya pengenalan dan pelestariannya ya.

Bukit Bangkirai areal hutan wisata yang berada di kawasan Kalimantan Timur, mungkin bisa menjadi secuil areal hutan yang menyajikan kokohnya pohon-pohon endemik Kalimantan.

Dan areal ini menjadi tempat bagi banyak Flora dan Fauna menyelamatkan diri dari ancaman kepunahan.

Kawasan hutan hujan tropis Bukit Bengkirai ini, luasnya 510 hektar, namun belum termasuk kawasan penyangganya yang luasnya mencapai 1500 Ha.

Kawasan ini  yang diberi nama kawasan wisata alam bukit Bangkirai, bisa menjadi alternative tempat ekoturisme keluarga, sembari menjenguk rumah alam beserta Bengkirai yang kini semakin terancam keberadaannya.

Saatnya Menjenguk Bengkirai !

Kebetulan perjalanan yang pernah saya lakukan, memakan waktu selama satu setengah jam menuju Bukit Bangkirai dari Kecamatan Sepaku, Kabupaten Paser Utara.

Selama perjalanan menyajikan kawasan bekas hutan yang gundul. Namun di beberapa titik terdapat semak dengan batang pohon yang menjelma menjadi tanggul. Adapula kawasan yang telah menjadi ladang padi masyarakat.

Tak nampak pohon-pohon tinggi yang menjulang karena sudah dibabat oleh perusaan pemegang HPH (Hak Pengelolaan Hutan).

Eh namun, kawasaan Bangkirai ini menjadi penawar rasa sedih itu. Dimana kawasan ini malah menyajikan pohon-pohon tinggi yang menjulang puluhan meter, hingga mencapai 40-80 cm.

Dan berdiameter sampai 3-4 meter. Mereka berdiri kokoh, rapat dan menutupi cahaya sinar matahari yang mencoba menembusnya.

Nah jika berada di Balikpapan, kawasan ini bisa diraih dengan jalan darat dan menyusuri jalan trans Kalimantan menuju Bukit Tahura Suharto. Pada persimpangan kilometer 38 kita bisa menumakan plang besar bertuliskan Wisata Alam Bukit Bangkirai.

Dulu kawasan Bukit Bengkirai memang pernah ditetapkan sebagai areal HPH. Namun pada tahun 1998 kawasan itu dijadikan kawasan wisata alam dan dikelola oleh PT Inhutani-1 Mentawir-Batuampar.

Memasuki kawasan ini kita dibiarkan menelusuri jalan setapak, dan membirakan pengunjung  menjumpai berbagai jenis pohon langka khas kalimantan yang terdapat pada kawasan itu.

Ada pohon ulin, meranti merah, kayu hitam, kayu kruing dan tentu saja dominasi pohon kayu bengkirai.

Populasi bangkirai memang mendominasi oleh karenanya ya sengaja dinamakan Bukit Bengkirai. Dimater pohonnya ulin konon bertambah 0.5 cm setiap tahun.

Jika Bangkirai 0.75 cm pertahun, kayu besi 1 cm pertahun. Jadi bisa gampang bagi kita menebak usia pohon dengan diameter pohonnya yang mencapai 80 cm misalnya.

Bukan itu saja, areal Bukit Bengkirai ini menyimpang jenis rotan Kalimantan dan jenis anggrek khas Kalimantan, serta sedikitnya 113 jenis burung. Seperti pelatuk merah, elang hitam, tepekong rangkong, punai, raja udang, burung surga, srigunting, dan elang bondol.

Satwa lainnyanya yang bersembunyi di dalamnya yakni owa-owa, ular piton, beruk, lutung merah, monyet ekor panjang, kancil dan bajing terbang. Ahh, baru memasuki wilayah ini, seperti kembali ke ruamah alam dengan suara serangga yang berdering nyaring.

Ayo Kita Bereksplorasi !

Dan yang paling sayik mengunjungi Kawasan Bukit Bangkirai ini apa? Pengelola juga menyediakan tujuh trek bagi para pengunjung untuk menjelajah setiap jengkal kawasan itu.

Tingkat kesulitan menjajal trek itu juga beragam, ada yang ringan dan pendek sekitar 150 meter-300 meter. Jika yang panjang bisa mencapai jarak kilometer.

Selama melakukan tracking dalam jalam setapak, kita bisa saja menjumpai pohon yang kebetulan tumbang di tengah perjalanan, dan kita harus bisa berfikir untuk melintasinya.

Kicauan burung, aneka serangga dan gesekan batang pohon yang terdorong angin, serta hembusan dedaunan menjadi suara alam bernyanyi menemani perjalanan kita ke Bukit Bengkirai.

Dan tak jarang kita memergoki satu dari banyak fauna endemik di sana.

Nah, tidak itu saja di puncak bukit bangkirai terdapat jembatan gantung yang menjadi daya tarik tersendiri. Jembatan itu terkenal dengan nama Canapy Bridge dimana menghubungkan empat pohon bangkirai yang tinggi nan besar.

Canopy Bridge Bukit Bengkirai

Jembatan tadi terdiri dari tiga bagian dengan panjang mencapai 64 meter. Tidak terlalu panjang sih, namun melintasinya perlu nyali yang besar. Coba saja jika ingin memompa jantungmu berdetak kencang, untuk mencapainya.

Jembatan itu berada di ketinggian 30 meter, lebarnya kurang dari satu meter, dan bisa bergoyang-goyang jika berada di atasnya. Di ketinggian itu, kecepatan angin tertangkap 30 mil perjam.

Di puncak menaranya kita bisa sejenak menyaksikan sembari menikmati pemandangan hutan asri yang ditumbuhi pohon pohon raksasa yang mengingatkan kita rimba kalimantan yang sebenarnya.

Canopy Bridge Bukit Bengkirai

Jembatan ini diklaim pertama ada di Indonesia. Konstruksinya sendiri dikerjakan oleh ahli canopy bridge asal Amerika Serikat dan menelan biasya mencapai 80 ribu dollar.

Selain itu, pengelola Bukit Bangkirai juga melengkapi sarana lainnya seperti sarana peribadatan dan toilet. Dan ada juga rumah besar lamin, dimana bentuknya menyerupai rumah adat dayak yang sering digunakan untuk rapat dan pertemuan.

Adapula pondok penginapan (Cottage), tersedia 5 Cottage sebagai tempat penginapan bergaya rumah adat Kalimantan dan dilengkapi fasilitas modern TV, AC dan Kulkas. Dan jika mau mudah kamu bisa mendapatkan hotel murah terdekat dengan lokasi Bunit Bangkirai via Hotel.co.id

Berswa-photo dengan turis mancanegara di atas Canopy Brigde

Dan untuk menghadirkan kesan yang mendalam sebelum pulang. Jangan lupa untuk berpartisipasi dalam program adopsi pohon dan tanaman memorial di Bukit Bangkirai.

Dimana donasi dari program ini akan digunakan untuk upaya pelesatrian jenis jenis pohon yang terancam saat ini.

By Aal Arbi

Traveller

Kamu juga harus baca artikel ini!

error: Content is protected !!